Scroll untuk baca artikel
Example 325x300








Uncategorized

Redam Kritik Terhadap DPU Pengairan La Lati S.H Temui Guntur. Priambodo, ciptakan Solusi atasi Banjir Kampug Ujung

1852
×

Redam Kritik Terhadap DPU Pengairan La Lati S.H Temui Guntur. Priambodo, ciptakan Solusi atasi Banjir Kampug Ujung

Sebarkan artikel ini










Banyuwangi || intensnews.co.id – Menyikapi membanjirnya kritik yang datang dari berbagai elemen masyarakat terhadap DPU Pengairan Kab.Banyuwangi akhir-akhir ini terkait luapan banjir dan kenaikan debit air pasang yang kerap melanda kampung ujung La Lati S.H temui Kadis PU Pengairan Guntur Priambodo, pada Selasa 8/11/2022 bertempat di pintu air tanggul/Dam sungai Kalilo Kampung ujung Kelurahan Kepatihan, Kecamatan, Banyuwangi Kab. Banyuwangi.

banner 300x555

Dari hasil diskusi antara La Lati S.H bersama Guntur Priambodo di sertai tinjau langsung lapangan Sungai Kalilo di ketahui bahwa jauh hari DPU Pengairan telah menyusun perencanaan solusi jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang untuk mengatasi problem banjir dan kenaikan debit air pasang wilayah kampung ujung yang di juluki Semarang-nya Banyuwangi itu.

Kadis DPU Pengairan Kab. Banyuwangi, Guntur Priambodo menerangkan dalam waktu dekat akan dilakukan eksekusi normalisasi sungai kalilo serta rencana penjebolan (pemotongan tanggul) sebagai bagian program jangka pendek untuk menyiasati banjir musiman yang kerap melanda Kampung Ujung saat ini,”terangnya.

Lanjut Guntur perencanaan eksekusi normalisasi bisa berjalan bukan hanya Dinas Pu Pengairan akan tetapi harus duduk diskusi bareng dengan melibatkan pihak-pihak terkait lainnya seperti Pelindo III, DPR dan Pemkab Banyuwangi.

“Dikarenakan suatu pekerjaan harus ada perencanaan kegiatan dan perencanaan penggunaan anggaran harus jelas pedomannya agar kita tidak disalahkan,”jelas Guntur.

Masih kata Guntur, “Bahwa perencanaan jangka panjang akan di lakukan dengan desain konsep modern seperti konsep sungai-sungai di Eropa termasuk wacana konsep destinasi wisata sungai modern agar tercipta dari kondisi sungai kalilo yang kumuh menjadi destinasi wisata sungai modern yang dapat membangkitkan perekonomian warga kampung ujung program perencanaan sudah ada dan akan kami eksekusi secara bertahap berkelanjutan sebagai bentuk pengabdian saya di akhir masa dinas saya di PU Pangairan yang tinggal 3 tahun,”jelasnya.

Sementara ditempat yang sama La Lati S.H yang turut tinjau di lapangan dan blusukan langsung ke warga kampung ujung sangat berterimakasih kepada Gutur Priambodo karena tidak anti kritik akan tetapi menyikapi kritik.

“Dengan turun langsung kelapangan melihat kondisi sungai dan mendengarkan keluhan langsung dari warga kampung ujung termasuk menampung semua kritik yang datang dari berbagai elemen masyarakat terhadap Dinas Pu pengairan sebagai tambahan reverensi bagi Pak Guntur,”ucap Lalati.

Lanjut La Lati. “Dalam catatan riwayatnya problem banjir dan kenaikan debit air pasang di kampung ujung merupakan hal yang biasa terjadi bagi warga kampung ujung dari zaman Belanda sampai sekarang belum ada konsep atau desain yang lebih tepat sebagai solusi permanen,”ungkapnya usai menemui warga dan tokoh-tokoh masyarakat kampung ujung.

Lelati juga menuturkan, “Kondisi musim penghujan seperti saat ini dan membanjirnya kritik pada DPU Pengairan tidak akan ada ujung pangkalnya apabila kita hanya berjibaku dalam lingkaran kritik semata tanpa menciptakan solusi yang tepat, konsep desain yang tepat dan eksekusi normalisasi yang tepat yang di kerjakan oleh yang berkeahlian di bidangnya,”jelasnya,

“Karena perlu di ketahui dampak pendangkalan sungai akibat penumpukan material menyebabkan letak kampung ujung berada dalam keadaan lebih rendah dari posisi air sungai daripada posisi kampung ujung terutama Kampung Ujung bagian selatan yang menjadi langganan banjir bahkan dua kali dalam satu bulan yaitu pada tanggal satu dan pada saat bulan purnama, sedangkan kenaikan debit air pasang biasanya lebih berdampak pada pemukiman warga kampung ujung bagian utara maka yang lebih untuk di antisipasi penanggulangannya adalah pertemuan banjir darat dan banjir rob air laut,”tutupnya. (Raden)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *