Scroll untuk baca artikel
Example 325x300








Jawa Timur

La Lati.,S.H: Sebut Dugaan Konspirasi Kejahatan Sosial Menyelimuti Bantuan Ketahanan Pangan Desa Temuasri

1825
×

La Lati.,S.H: Sebut Dugaan Konspirasi Kejahatan Sosial Menyelimuti Bantuan Ketahanan Pangan Desa Temuasri

Sebarkan artikel ini








Banyuwangi || Intensnews.co.id – Seperti di beritakan sebelumnya Pemerintah Desa Temuasri, Kec. Sempu, Kab.Banyuwangi, menyerahkan bantuan ketahanan pangan berupa 30 Ekor kambing perah yang di serahkan kepada 12 orang warganya yang di bentuk menjadi 6 Kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari dua orang mendapat bantuan 6 ekor kambing perah menuai protes dari warga di antaranya GT dan LS, warga Dusun Karangharjo, merasa “mendedek” (sedih) karena pemerintah Desa Temuasri tidak berkeadilan sosial dalam pemberianku bantuan ketahanan pangan,”terang GT dan LS.

banner 300x555

Sementara itu di sebutkan mendapat aduan warga La Lati.,S.H Aktivis dan Pengacara menjabat Ketua Komisariat Daerah Reclasseering Indonesia Kab. Banyuwangi menyoroti kebijakan Pemerintah Desa Temuasri karena tidak mengedepankan asas pemerataan dalam pemberian bantuan ketahanan pangan “Juragan kambing dapat Bantuan kambing” di sebutnya sebagai astraksi permainan sirkus pejabat-pejabat pemerintahan desa temuasri, karena yang mendapat bantuan banyakan dari keluarga pejabat dan perangkat desa tak ubahnya seperti “pembagian harta warisan”terang ,”La Lati pada Rabu 14/12/2022.

La Lati.,S.H menuturkan seharusnya pemerintah desa temuasri mencontoh desa-desa lain di Banyuwangi mengacu pada Perpres No 104 Th 2021 pemberian bantuan Ketahanan pangan berupa Hewan dan Nabati mengedepankan azas keadilan dan pemerataan dengan memperhatikan kuota penerima bantuan serta jenis bantuan yang sesuai SDM.

Menurut La’lati, bantuan ketahanan pangan di Desa Temuasri di nilai sangat janggal apalagi yang mendapat bantuan hanya 12 orang dari 3210 KK terdiri dari 10.041 penduduk Desa Temuasri, menyebut adanya dugaan konspirasi Kejahatan Sosial yang terjadi dalam bantuan ketahanan pangan Desa Temuasri,”jelasnya.

“Selain dugaan adanya Markup Anggaran pembelian kambing perah yang semula harganya 5 juta per-ekor akumulasi 30 ekor senilai 150 juta seketika “abra kadabra” naik menjadi 6 juta per-ekor, setelah menculnya pemberitaan di media harga pembelian kambing perah naik menjadi 180 juta muncul tambahan harga “siluman” 30 juta di anggapnya sebagai lagu lama berjudul “Angpao akhir tahun turun temurun ,”sindirnya.

La Lati.,S.H mengurai anggaran ketahanan pangan Desa Temuasri sebesar 20% dari Dana Desa 1.252.412.000 sebesar 250 juta Seharusnya masih ada sisah dana ketahanan pangan sekitar 100 juta dari pembelian kambing perah 30 ekor seharga 150 juta “jikapun pemerintah desa temuasri bermain sirkus masukan harga siluman” di naikan harganya menjadi 180 Juta tetap masih ada sisah sekitar 70 Juta

La Lati menghimbau pemerintah Desa Temuasri berperilaku jujur dan segera membagikan sisa dana bantuan ketahanan pangan yang tersumbat tersebut kepada warga miskin lain,”ujarnya.

Lanjut La Lati.,S.H, terkait harga kambing perah 5 juta per-ekor, dirinya mengantongi nama saksi mahkota, selain itu ada video pengakuan perangkat desa dan pengakuan penerima bantuan, membuka tabir motif skenario kuota penerima bantuan hanya di berikan kepada 12 warga

“Saya punya banyak saksi berupa bukti-bukti rekaman video harga kambing perah sudah di putuskan 5 juta per-ekor, setelah ada pemberitaan muncul di media Pemerintah Desa Temuasri kebakaran jenggot lalu “bermain sirkus” kasak kusuk bujuk-membujuk untuk mengakui harga kambing 6 juta perekor, justru semakin menguak kejahatan ketidak adilan sosial membuat warga miskin yang lain meradang, jika di urai benangnya berarti masing-masing penerima bantuan mendapat 3 ekor kambing perah, jika di rupiahkan semula warga penerima mendapatkan bantuan dari 15 Juta naik menjadi 18 Juta perorang, semakin menuai kecemburuan sosial warga miskin lainnya,”kata La lati.,S.H.

La Lati juga mendesak pemerintah Desa Temuasri mencabut perjanjian setoran hasil susu perah 30% ke Desa seperti yang berlaku di Desa Temuasri.”tutup La’lati.,S.H.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *