Scroll untuk baca artikel
Example 325x300








Jawa Timur

Lagi-lagi Kekerasan terjadi pada Siswa di SDN 1 Kalipuro

918
×

Lagi-lagi Kekerasan terjadi pada Siswa di SDN 1 Kalipuro

Sebarkan artikel ini










Banyuwangi || IntensNews.co.id – Seorang wali murid di SDN 1 Kalipuro menjadi sorotan setelah diduga terlibat dalam insiden pemukulan terhadap teman anaknya di sekolah. Peristiwa ini terjadi pada Jumat (11/8/23) pukul 10:30 selama jam istirahat.

Korban, Inisial RK, menjelaskan kepada awak media bahwa dia sedang bermain bola karet saat bolanya tanpa sengaja mengenai adik kelasnya. Hal ini membuat adik kelasnya menangis. Ibunya yang merupakan wali murid anak tersebut datang marah dan memukul kepala RK tiga kali serta mencoba untuk mencolok mata RK.

banner 300x555

“Habis itu ibunya datang langsung marah sama saya sambil memukul kepala saya tiga kali, terus mata saya mau dicolok,”kata RK, Sabtu (12/08/2023).

Sementara Orang tua korban, Berinsial RB, merasa marah dan tidak terima atas tindakan tersebut. Mereka mengatakan bahwa mereka akan memberi waktu selama 24 jam, dan jika tidak ada niat baik dari pelaku, mereka akan melaporkan tindakan kekerasan terhadap anak mereka ke polisi.

“Jelas saya tidak terima, saya akan nunggu sampai 24 jam, jika tidak punya itikat baik, saya akan melaporkan tindakan kekerasan terhadap anak saya ke Polisi,”tegas RB orang tua Korban.

Menurut keterangan dari RB, insiden bermula ketika anak korban sedang bermain bola karet dan tidak sengaja mengenai anak dari pelaku yang diduga wali murid, berinisial ST. Akibatnya, ST memukul kepala anak korban tiga kali

” Dan bahkan berusaha untuk mencolok mata anak korban dengan jarinya,”ucapnya.

Disisi lain, Kepala sekolah SDN 1 Kalipuro, Sunarto, mengakui adanya insiden pemukulan ini. Dia mengatakan bahwa insiden ini terjadi karena saat RK bermain bola karet, bola tersebut mengenai kepala anak ST yang diduga pelaku.

“Saya menyayangkan insiden ini terjadi di SDN 1 Kalipuro. Meskipun sekolah kami terkenal ramah, saya tetap memberikan himbauan kepada para wali murid untuk tidak masuk ke halaman sekolah,” ungkap Sunarto.

Dalam kasus ini, anak korban mengalami trauma akibat tindakan kekerasan yang diduga dilakukan oleh ST. Korban akhirnya menceritakan insiden tersebut kepada orang tuanya, yang kemudian membuat kasus ini menjadi perhatian publik.

Di tempat yang sama, ST diduga pelaku pemukulan, mengakui kesalahannya atas perbuatannya menjelaskan, bahwa kejadian itu dia sontak karena melihat anaknya menangis, ia mengaku hanya mendorong kepala korban dua kali.

“kejadian itu saya sontak dan akhirnya saya mendorong kepala RK dua kali,”pungkas ST. (Rd)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *